SULBARONLINE.COM, Mamuju – Persentase penduduk miskin terhadap total penduduk di Sulawesi Barat pada September 2019, turun sebesar 0,96 ribu orang jika dibanding periode yang sama September 2018, mencapai 11,22 persen atau sebanyak 152,83 ribu orang.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar mencatat, jumlah penduduk miskin di Sulbar pada September 2019 sebesar 10,95 persen atau sebanyak 151,87 ribu orang. Jumlah tersebut menurun meskipun secara absolut bertambah 0,47 ribu dibanding kondisi Maret 2019 sebanyak 151,40 ribu orang atau sebesar 11,02 persen.
Kepala BPS Sulbar Win Rizal Menjelaskan, persentase tersebut terjadi perubahan cukup signifikan terhadap indikator ekonomi sejalan dengan Inflasi yang relatif rendah.
“Rendahnya inflasi tentunya membuat daya beli masyarakat semakin baik, dan pertumbuhan ekonomi kita walaupun melambat tapi di periode itu Maret-September cukup lumayan diangka 10 persenan itu,” sebutnya, dalam konfrensi pers di aula kanto BPS Sulbar, Rabu (15/1/20).
Ia menjelaskan, hal itu terbantu dengan Nilai tukar petani (NTP) yang semakin membaik, yang tercatat dari rilis sebelumnya di angka 114,04, tertinggi ke dua secara nasional.
“Ini merupakan salahsatu penyebab, dimana petani kita semakin sejahtera dan notabene penduduk, makin meningkat pendapatannya, yang selama ini penduduk miskin umunya ada di Desa hampir 70 sampai 80 persen, kalau petani sejahtera, maka petani juga makin meningkat pendapatannya,” jelas Win Rizal.
Secara jumlah, penduduk miskin di perkotaan Maret 2019 sebesar 9,63 persen, turun menjadi 9,41 persen pada kondisi September 2019. Sementara di pedesaan, BPS Sulbar mencatat Maret 2019 sebesar 11,45 persen, turun menjadi 11,43 persen per September 2019.
Adapun BPS Sulbar mencatat, sumbangan Garis kemiskinan (GK) September 2019 sebesar RP. 339.649 per kapita/bulan, atau meningkat sebesar 3,60 persen, jika dibanding Maret 2019 dan meningkat 4,91 persen dibanding September 2018.
Untuk GK wilayah perkotaan dan pedesaan, GK di daerah perkotaan September 2019 sebesar Rp. 340.649 per kapita/bulan, sedang GK di daerah pedesaan sebesar Rp. 339.838 per kapita/bulan meningkat 5,03 persen dibanding September 2018.
Angka tersebut memiliki komposisi garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, atau dengan kata lain, Perumahan, Sandang, Pendidikan, dan Kesehatan.
Dari garis angka kemiskinan, secara keseluruhan, BPS Sulbar menyimpulkan, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2019 yakni sebesar 77,56 persen jika dibanding per September 76,36 persen. (adr)