Operasi Sayap Tarsius oleh TNI AU di Perairan Laut Sulawesi

SULBARONLINE.COM, Nasional — Pesawat Boeing 737–200 dengan tail number AI–7304 diawaki Mayor Pnb Hendro Sukamdani didampingi Co-Pilot Lettu Pnb Hafiz Avinata melaksanakan misi Operasi Sayap Tarsius. Dengan rute berawal dari Lanud Mulyono Surabaya, Lanud Domber Balikpapan, Lanud Anang Busra Tarakan, Jalaludin Gorontalo, dan kembali ke Home Base Lanud Hasanuddin Makassar, Kamis (03/09/2020).

Mayor Pnb Hendro Sukamdani saat diwawancarai jarak jauh, mengatakan bahwa pesawat AI-7304 ditempatkan di Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin. Dan sesuai dengan tugas pokok Skadron Udara 5 maka kehadiran AI 7304 dalam hal ini melaksanakan misi pengintaian udara strategis maupun patroli maritim di daerah operasi seluruh wilayah perairan Indonesia. Khususnya saat ini di atas Laut Sulawesi.

Berdasarkan laporan rencana penerbangan, Kamis (03/09/2020) oleh Kapuskodal Komando Operasi II Letkol Pnb Agus Rohimat kepada Pangkoopsau II.

“Melakukan Operasi Sayap Tarsius dan sekaligus memantau beberapa daerah. Dengan tujuan utama adalah untuk memberikan informasi serta gambaran kondisi daerah dan pengamatan kemungkinan adanya pelanggaran wilayah udara, sekaligus mengambil gambar video dan foto daerah”, katanya.

Secara terpisah, Komandan Lanud Sam Ratulangi Kolonel Pnb Abram Tumanduk, menjamin masyarakat Sulawesi Utara untuk senantiasa tentram dan aman di dalam melakukan aktivitas kesehariannya.

“Sebab ada mata yang senantiasa menjaga. Seperti saat ini posisinya (AI 7304) landing di Gorontalo”, ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, jika ditemukan adanya pelanggaran wilayah udara, maka akan ada tindakan oleh pesawat Sukhoi. Kelemahan yang ada saat ini, tidak adanya Skadron Tempur yang berada dekat dengan spot perbatasan dengan negara tetangga Filipina.

Sehingga, perlu adanya penguatan perbatasan laut di Sulawesi Utara melalui pertahanan dan keamanan yang menggunakan teknologi dan pemenuhan kualitas SDM personil. Penguatan perbatasan Negara Indonesia dan Filipina.

Sementara itu, Co-Pilot Lettu Pnb Hafiz Avinata, sehari-harinya menjabat sebagai Kasubpok Hardware Flight FGS Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, mengungkapkan kebanggaannya dalam mengemban tugas Negara.

“Kami bangga karena dapat menerbangkan pesawat intai strategis TNI AU. Secara teknis pelaksanaannya, kami mengamati dan memeriksa perairan Indonesia sampai dengan pulau terluar Indonesia, dan memastikan tidak adanya hal-hal yang mencurigakan dalam wilayah negara Indonesia”, ungkapnya saat dikonfirmasi oleh Pentak Lanud Sam Ratulangi Manado.

Negara Indonesia merupakan negara Maritim terbesar kedua di dunia dengan luas total wilayah daratan dan perairan 8,3 juta km². Terdiri dari 1,9 juta km² daratan; 6,4 juta km² lautan; tiga juta km² Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Terdiri atas 17.504 pulau dan terletak di antara benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang menempatkan Indonesia pada posisi yang sangat strategis.

Sebagai negara Maritim yang memiliki posisi strategis dan Sumber Daya Alam (SDA) laut yang melimpah, Indonesia menyimpan berbagai potensi Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan yang berasal dari dalam dan luar.

Ditambah dengan letak geografis yang berdampingan dengan negara-negara yang memiliki kelompok-kelompok teroris seperti Filipina membuat wilayah Sulawesi Utara menjadi tujuan utama sebagai tempat perlintasan dan transit terorisme internasional. Hal ini harus dapat diantisipasi sedini mungkin.

Pesawat AI 7304 awalnya digunakan di Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dalam mendukung penerbangan VIP dan VVIP. Namun kemudian dialihkan penggunaannya ke Skadron 5 Lanud Hasanuddin Makassar untuk pengintaian udara.

Sumber: (Authentifikasi: Kapentak Lanud Sam Ratulangi Mayor Sus Michiko Moningkey. Foto: Prada Syahril Oleng).