Merdeka Dimulai dari Diri Sendiri

Oleh : Suprianto Paisal

SULBARONLINE.COM, Opini — Memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia baru-baru ini, kita seolah diajak kembali merenungi makna sejati dari sebuah kemerdekaan. Apakah merdeka hanya sebatas bebas dari penjajahan bangsa asing, ataukah ia juga mencakup kebebasan yang lebih dalam yakni terbebas dari belenggu diri sendiri?

Momentum ini bukan hanya seremonial, melainkan kesempatan untuk menilai sejauh mana kita benar-benar hidup sebagai manusia yang merdeka, baik lahir maupun batin.

Merdeka bukan hanya soal lepas dari penjajahan fisik dan kekuasaan asing. Merdeka sejati adalah ketika manusia terbebas dari belenggu dalam dirinya sendiri, dari rasa takut, dari nafsu yang tak terkendali, dan dari syarat-syarat hidup yang justru mengekang kebebasan batinnya.

Berbagai pertanyaan akan muncul dan tentu menjadi pekerjaan rumah kita semua ihwal kemerdekaan itu sendiri.

Bagaimana mungkin seseorang mampu memerdekakan bangsanya, sementara dirinya sendiri masih terikat oleh berbagai belenggu? Ingin makan harus dengan syarat ini dan itu, ingin tidur pun harus di tempat tertentu, hingga setiap kebutuhan terasa menekan jika tidak terpenuhi. Bahkan, ketika kebutuhan-kebutuhan itu gagal didapatkan, sering kali justru berujung pada eksploitasi terhadap lingkungan sekitar.

Al-Qur’an mengingatkan kita dalam surah Ar-Ra’d ayat 11:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Ayat ini menegaskan, kemerdekaan sejati suatu bangsa mustahil tercapai jika tidak diawali dengan kemerdekaan diri setiap individunya. Mereka yang masih terbelenggu oleh nafsu duniawi tidak akan sanggup menembus lautan masyarakat, apalagi menjadi motor perubahan sosial.

Perubahan yang nyata berawal dari keberanian individu untuk melepaskan diri dari ketergantungan dan keinginan berlebihan. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengutamakan penderitaan orang lain, sementara dirinya hidup berlimpah kemewahan di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang kian terhimpit?

Kemerdekaan bukan hanya soal lepas dari penjajahan luar, melainkan juga kebebasan batin dari belenggu nafsu yang mengikat. Hanya dengan cara itulah, perubahan sosial dapat benar-benar terwujud.

Leave a Reply