SULBARONLINE.COM, Mamuju – Lembaga Swadaya Masyarakat Rakyat Anti Korupsi (Gerak) Sulawesi Barat menggelar sosialisasi pencegahan stunting sejak dini, bertempat di Hotel Meganita Mamuju, Jumat (17/1/23).
Mengangkat Tema “Selamatkan generasi bangsa dari budaya stunting” kegiatan ini bertujuan untuk agar anak usia remaja dapat tumbuh secara optimal.
Hadir sebagai narasumber, Ketua Satgas penanganan stunting Sulbar Hj. Hastuti Indriani, dan dua kepala lembaga vertikal Pemprov Sulbar yakni Kepala BKKBN Nuryamin, Kadis Kesehatan Drg. Asran Masdy. Sementara peserta dihadiri oleh puluhan Siswa-siswa SMA dan SMK berbagai sekolah di Kabupaten Mamuju, dan Mahasiswa.
Ketua Satgas Penanganan Stunting Sulbar, Hj. Hastuti Indriani mengatakan, Isu-isu stunting bagi anak remaja sangat urjen. Pada usia tersebut penting diberikan pengetahuan karena rentan menikah. Sebab saat ini Sulbar stunting tertinggi kedua secara nasional.
“Dari angka prevalensi stunting di Sulbar sebesar 35,0, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 33,8 persen. Jadi kalau tidak hati ini bisa menjadi persaingan yang ketat yang membuat kita dengan kondisi yang ada dengan tingginya prevalensi kasus stunting,” sebutnya.
Tingginya angka prevalensi itu, ia mengajak seluruh stakeholder terkait untuk memberikan support mendukung upaya percepatan penurunan prevalensi stunting dengan mengupayakan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari para pemangku kepentingan.
“Kita tentu memberikan apresiasi dan support bagi seluruh stakeholder yang terus berupaya, dan semoga itu menjadi komitmen yang tinggi dalam upaya percepatan dan penurunan stunting,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, Drg. Asran Masdy mengatakan, Stunting adalah masalah yang kompleks. Bahwa kekerdilan pada anak adalah suatu masalah harus dihadapi dari berbagai sisi kehidupan seorang anak.
“Siklus kehidupan, usia remaja yang bertumbuh, kalau masalah kesehatan sat ini ada, 10 tahun kedepan juga akan bermasalah. Jadi kesehatan harus dibangun, karena usia mengalami proses dan akhirnya akan berfiki menikah, dan ada kondisi itu kalau tidak sehat dan akhirnya kehamilan menjadi terganggu,” urainya.
Drg. Asran Masdy kembali menguraikan, proses itu kemudian berlanjut pada masalah sosial kehidupan keluarga. Tugas dan tanggung jawab seorang ibu akan terganggu pada fase usia kehamilan.
“Dengan kondisi kesehatan seperti itu, maka akan tidak akan maksimal dalam pekerjaan, utamanya mengurus keluarga atau suami dan endingnya masa kehamilan itu tidak akan terurus, tidak makan yang bergizi, bayi dalam perut mengalami kekurangan gizi, ketika lahir fisik bayi menurun dan juga akan kurus. Lahirnya bayi tersebut berkategori stunting,” lanjutnya.
Oehnya itu, pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut. LSM Gerak Sulbar sebagai salah satu organsasi yang bergerak di bidang sosial yang memberi manfaat kesadaran usia remaja menyoal masalah stunting.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan Gerak Sulbar, berinisiatif sangat luar biasa, dan semoga dari yang kita dapat kegiatan ini bisa ditularkan kepada keluarga, teman an banyak lagi,” harapnya.
Ketua LSM Dewan Pimpinan Daerah Provinsi (DPD) Gerak Sulbar, Abdul Rahman mengaku, upaya yang dilakukan tersebut adalah langkah begitu nyata dalam mendukung program pemerintah provinsi Sulbar.
“Kami mendukung sepenuhnya Pemprov Sulbar, menurunkan stunting, mengingat provinsi kita saat ini di Posisi kedua angka stunting di Indonesia, tentu kami terpanggil mengingatkan masyarakat,” jelasnya.
“Tentu kami mengingatkan juga kepada seluruh masyarakat mari kita kerja sama, untuk menurunkan stunting, sebab bukan hanya tugas pemerintah tetapi seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya.