Korelasi Sulbar Gelar Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Damai Lintas Agama

SULBARONLINE.COM, MAMUJU – Komunitas Relawan Demokrasi Indonesia (Korelasi) Sulawesi Barat, menggelar Dialog Kebangsaan dan Deklarasi Damai Lintas Agama di gedung Pemuda Mamuju, Senin (3/12/18).

Kegiatan bertema “Membahagiakan Bangsa dengan Kasih dan Perdamaian yang Abadi” ini dihadiri oleh Wakil Ketua FKUB Sulbar, Drs. H. Tasir Irwanto, Perwakilan Kanwil Kemenag Sulbar Ahmad Barambangi, Wadir Reserse Narkoba Polda Sukbar AKBP Albert, perwakilan Mahasiswa, perwakilan organisasi kepemudaan dan perwakilan pelajar.

Wakil Ketua FKUB Sulbar, Drs. H. Tasir Irwanto dalam sambutannya menyampaikan, melalui acara ini, diharapkan menjadi spirit untuk tetap menjaga kebersamaan, kerukunan, persatuan dan semangat kebangsaan.

“FKUB berharap, dengan acara ini melahirkan semangat dan spirit kebersamaan, persatuan, semangat kebangsaan di dalam rumah besar negara kita, yaitu NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Kerukunan sangat kita butuhkan, sehingga kegiatan sepeti ini harus kita sambut dan dukung,” kata Tasir.

Ia juga meminta agar semua pemeluk Agama tetap dapat menjaga toleransi dalam kehidupan sosial, beragama, berbangsa dan bernegara.

“Yang perlu kita bangun sekarang adalah toleransi kita, baik antar umat beragama dan antara pemeluk internal suatu agama atau masing-masing Agama. Dengan begitu, kita mampu menjaga persatuan dan kebersamaan serta kedamaian,” jelas Tasie yang juga Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Mamuju ini.

Sementara itu, Wadir Reserse Narkoba Polda Sulbar, AKBP Albert saat membuka acara, mengurai beebagai hal dalam mewujudkan kasih sayang antara sesama.

“Soal Kebahagian dan kasih, dimulai dari menyayangi diri sendiri, kemudian kepada orang lain, bukan malah membenci saudara kita sendiri. Termasuk jangan buat Hoax dan kebohongan kepada saudara kita, sebab kebohongan akan berlangsung secara terus menerus sampai kita membohongi tuhan sekalipun,” katanya.

“Maka berkasih sayanglah kepada semua, dimulai dari diri sendiri, kemudia saudara, keluarga, kepada tetangga, kepada sesama manusia, dan kepada umat yang berbeda,” tambahnya.

Begitupun kata Albert terkait dengan uoaya membangun toleransi. Menurutnya, toleransi pun harus dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga dan orang-orang di sekitar.

“Setelah itu kepada rekan, teman dan kepada semua manusia. Mengasihi mereka dengan peduli dan cinta kasih kepada sesama. Dan yang paling terpenting tidak boleh saling mencampuri agama lain. Urusan dan keyakinan suatu agama tidak boleh dicampuri. Sehingga dengan tidak mencampuri agama masing-masing akan lahir kerukunan dan hubungan yang baik. Kalau diurusi agama orang lain, maka akan muncul kebencian dan persoalan antara umat beragama. Ini yang tidak kita inginkan,” jelansta.

Toleransi, sambung Albert, harus dibangun secara bersama-sama, dan diwujudkan dalam kehidupan sosial.

“Kita tidak mau seperti uni soviet, yang terbagi menjadi beberpa negara, begitupun dengan India yang terpecah. Indonesia kita tidak inginkan. Karena kita punya Pancasila, NKRI dan UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini yang harus kita jaga dan rawat, sebab kita ini punya bayak suku, etnis, Ras, pulau dan agama,” kuncinya.

Setelah pembukaan, acara ini dilanjutkan dengan Dialog Kebangsaan dan Deklarasi dengan menghadirkan narasumber perwakilan tokoh Agama Islam, tokoh Agama Kristen, Kristen Khatolik dan tokoh Agama Hindu.