SULBARONLINE.COM, Jakarta — Kementeri Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan penilaian kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju sebagai daerah yang kurang inovatif terhadap inovasi pemerintahan.
Selain Mamuju, Pemkab Majene juga dinilai oleh Kemendagri sebagai Kabupaten yang kurang inovatif.
Sementara, empat Kabupaten lainnya di Sulawesi Barat, yakni Polewali Mandar (Polman), Mamuju Tengah (Mateng), Mamasa dan Pasangkayu, mendapat predikat inovatif dari Kemendagri.
Berdasarkan data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah (Puslitbang Inovda) BPP Kementerian Dalam Negeri, Mamuju mendapatkan skor 0,08 dengan kategori kurang inovatif.
Sementara, Kabupaten Majene skornya 25,39 kategori Kurang Inovatif, meski sangat jauh dari Kabupaten Mamuju.
Merespon kondisi ini, pengamat Pemerintahan Universita Hasanuddin (Unhas), Andi Lukman Irwan memberikan komentar terhadap dua kabupaten di Sulbar dapat predikat kurang inovatif.
“Bupati sebagai pengendali utama birokrasi harus memiliki strong leadership untuk mengomandoi para jajaran birokrasinya dalam mengembangkan inovasi khususnya dalam pelayanan publik,” kata Andi Lukman, seperti yang dilansir dari Tribunnews, Minggu (20/2/2022).
Menurutnya, dengan komando tegas dari bupati maka para unsur pemerintahan akan termotivasi. Termasuk, akan mengkreasi inovasi sesuai kewenangan yang dimilikinya masing-masing.
“Ini juga menegaskan pentingnya badan inovasi daerah sebagai satu bentuk lembaga yang bisa mengelola dan mengkaji apa jenis-jenis inovasi yang bisa dikerjakan dan dibuat oleh para jajaran Pemkab khususnya Organisasi Perangkat Daerah,” ungkap Andi Lukman.
Sementara itu, Aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Advokasi Masyarakat dan Pemantau Anggaran (LAMPA) Sulbar, Hasanuddin, merasa prihatin atas predikat kurang inovatif yang disandang Pemkab Mamuju.
“Kita tentu prihatin. Memang, kalau diamati secara seksama dalam pengelolaan pemerintahan di Mamuju memang kurang kreatifitas,” katanya.
Dia berharap, kedepan, Bupati Mamuju sebagai pimpinan harus lebih optimal lagi dalam bekerja dan mengelola pemerintahan bersama perangkat birokrasinya.
“Butuh gebrakan dari leader atau seorang Bupati. Sebab, predikat kurang inovatif ini sebenarnya memalukan. Tapi kita tetap berharap kedepan bisa lebih baik,” pungkasnya.
Editor: Adrs