Kampanye di Patti’di, Habsi Paparkan Visi Misi 5 Tahun Tekan Ketimpangan Pembangunan Desa

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Calon Bupati Mamuju Habsi Wahid berpasangan kembali Irwan Satya Putra Pababari menyampaikan program dalam 5 tahun ke depan jika terpilih kembali di periode kedua pemerintahannya.

Sejumlah program dijabarkan salah satunya program pembangunan desa yang menjadi titik sentral penopang ekonomi. Habsi mengatakan, pemerataan pembangunan desa dianggap penting agar kualitas kesejahteraan dapat setara tanpa menimbulkan ketimpangan antara satu desa dengan desa lain.

“Dulu sebelum kepemimpinan kami berdua, anggaran yang diberikan kepada desa itu hanya sekitar 200 juta, padahal sudah ada aturan yang mengatur 10 persen diserahkan ke desa, anggaran APBD karena 1,1 Triliun APBD Mamuju kenapa tidak diberikan,”sebut Habsi, dalam Kampanye terbatas, di desa Patti’di, dusun Urungbakang, Senin (26/10/20).

Habsi kemudian menyebutkan, anggaran APBD tersebut di masa kepemimpinnya meningkat, dari yang tadinya 200 juta menjadi 800 hingga 900 juta yang dikelola setiap desa.

“Kalau di kali 88 desa di Mamuju, maka lebih 72 Milyar, anggaran itu diserahkan ke desa dikekola sendiri desanya, dipakai membayar kepala dusun, membayar imam masjid di desa, pak RT, membayar BPD, menggaji kepala desa,”ucapnya.

Habsi lantas menyebutkan sejumlah peningkatan perangkat desa, mulai dari yang tidak menerima gaji, hingga yang digaji menerima upah per bulannya 10 kali lipat.

“Sekarang gaji pak dusun sudah 1,5 juta, dulu pak RT tidak menerima gaji, sekarang 300 ribu, dulu BPD hanya 100 ribu sekarang 1 juta, guru mengaji tidak menerima gaji sekarang ada guru mengaji 4 orang 1 desa 500 ribu per bulan,”terangnya.

Mantan Sekda kabupaten Mamuju ini menjelaskan, pemerintah desa lebih leluasa membangun jalan tani, hal ini kata Habsi tidak dibuat dalam bentuk proyek, melainkan program langsung pemerintah desa, sebab pembangunan dalam bentuk proyek akan terjadi ketimpangan pembangunan.

“Kalau dibuat dalam bentuk proyek ada yang dapat ada yang tidak, itulah cara kerja seperti yang kita rubah, sehingga ada pemerataan jangan lagi kita buat proyek, kita kasih uang desa, silahkan buat perencanaan sendiri, bersama masyarakat dan tokoh masyarakatnya,”jelas Habsi.

Habsi menganggap, proyek kontraktor tidak efisien dan hanya memboroskan anggaran sehingga program APBD akan terbuang sia-sia.

“Inilah nanti kita akan lanjutkan kita akan benahi membangun desa, karena membangun Mamuju harus di mulai dari desa, jangan ada kesenjangan jangan ada dipilih kasihkan,”ujarnya.(adr).