SULBARONLINE.COM, Mamuju – Jelang Pemilihan Umum 17 April 2019, mantan tenaga ahli gubernur Sulbar, Maenunis Amin menitip sejumlah harapan kepada masyarakat Sulbar.
Ia menyebut sejumlah pengalaman yang bisa dijadikan pertimbangan dalam menentukan arah konsolidasi politik masyarakat Sulbar.
“Di Sulbar ini, semua jenjang dinamika sosial politik dan pemerintahan sudah saya rasakan. Enam tahun terakhir, kami melakoni sejumlah pendampingan masyarakat, bergerilya membangun budaya diskusi dari kampus ke kampus, menggelar seminar ataupun forum informal, menjadi dosen lalu terakhir menjadi tenaga ahli gubernur Sulbar,” katanya kepada wartawan, Selasa (16/4/19).
Aktifis senior ini mengemukakan alasan memilih mundur dari posisi nyaman sebagai tenaga ahli gubernur Sulbar dan memilih kembali menjadi demonstran, lalu bergelut di dunia politik praktis.
“Selama menjadi tenaga ahli gubernur, saya cukup paham A sampai Z kondisi dalam pemerintahan. Saya mundur dan melakukan kritik itu bukan karena Pemprov Sulbar jelek, tapi saya melihat beberapa hal harus diperbaiki secara radikal.” ungkap Maenunis.
Lebih lanjut, dirinya mengaku dilematis menghadapi dua pilihan antara loyalitas kepada pimpinan dan tanggung jawab moril kepada pemerintahan dan masyarakat.
“Saya memilih mundur sebagai tenaga ahli karena tidak etis kalau saya membuka “dapur” sendiri. Selain itu, jika memilih berada di luar sistem, maka saya harus melakukan kritik secara proporsional. Untuk hal kedua inilah saya memutuskan maju mencalonkan diri sebagai anggota legislatif Provinsi di Dapil Sulbar 3,” Jelasnya.
Maenunis menegaskan, item advokasi beragam yang dilakukannya, tidak perlu terjadi kalau para penentu kebijakan baik di eksekutif ataupun legislatif memahami dan menerapkan tupoksinya.
“Kasus PKL, Capil, kasus kesehatan, kecurangan instalasi PLN, sengketa lahan masyarakat versus pemerintah dan lain sebagainya. Terakhir ini mendampingi para tenaga GTT/PTT Sulbar dan tenaga sukarela perawat Polman lewat demonstrasi yang berujung gesekan dengan kepolisian. Itu semua tidak harus terjadi kalau eksekutif dan legislatif kita bersinergi dalam mengolah regulasi dalam koridor tupoksinya. Kalau masalah anggaran, yakinlah bahwa anggaran itu selalu ada. Eksekutif ataupun legislatif hanya membutuhkan kemauan dan kepedulian untuk membahasnya secara maksimal,” jelas Maenunis.
Berdasarkan pengalamannya itu pula, dirinya mengingatkan masyarakatkan Sulbar untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk tidak salah memilih pada Pemilu 2019 ini.
“Besok, kita akan melaksanakan Pemilu raya 17 April 2019. Gunakan nuranimu dalam memilih pemimpin dan perwakilan yang bisa menjadi matamu, lidahmu serta hatimu. Jangan buat pilihan kita di TPS besok, menjadi penyesalan dan keluh kesah kita selama lima tahun ke depan,” tutupnya.