Issu APS Jadi Locus Disdikbud Sulbar Dalam Kunjungan Wapres RI di Mamuju

SULBARONLINE.COM,MAMUJU–Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, memberikan perhatian serius terhadap persoalan masih tingginya angka anak putus sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, M. Natsir mengatakan, Issu ini kemudian menjadi locus penting yang akan disampaikan pihaknya dalam agenda kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin di Mamuju Februari atau Maret 2023 mendatang.

“ini kita sudah melakukan persiapan dalam rangka kunjungan wapres dengan agenda angka putus sekolah dan stunting. Kita sementara merampungkan data APS yang valid, serta mempersiapkan kelengkapan-kelengkapan sekolah untuk diserahkan oleh wapres nanti di sejumlah titik kepada anak-anak kita yang putus sekolah,”terang M. Natsir saat diwawancarai di Mamuju, Kamis (27/1).

M. Natsir menambahkan, jauh sebelumnya Pemprov Sulbar melalui Disdikbud telah berupaya semaksimal mungkin menekan angka anak putus sekolah, melalui program Tangani Total Anak Tidak Bersekolah (Portal ATS) sejak 2020 lalu.

Kemudian, penanganan anak putus sekolah maupun tidak sekolah kembali di genjot melalui program Ayo Kembali Bersekolah. Program ini kata Natsir, juga menjadi prioritas Disdikbud Sulbar di Tahun 2023 ini.

“Sampai hari ini kita siapkan program baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan pada akhir tahun kemarin kita sudah launching ayo kembali bersekolah itu kita genjot terus dan jadi prioritas kita tahun ini. Kita mantapkan dulu datanya per kabupaten, dan siapkan anggarannya,”tambahnya.

Meski demikian kata M.Natsir, Disdikbud Sulbar tak bisa bekerja sendirian. Dibutuhkan keterlibatan semua pihak utamanya orang tua agar mendorong anaknya bersekolah ataupun kembali bersekolah.

Ia pun meyakini, problem stunting yang tinggi di Sulbar juga berkaitan dengan angka anak putus sekolah yang berimplikasi terhadap maraknya pernikahan usia dini. Olehnya itu, ia berharap, literasi terkait pentingnya pendidikan mutlak tetap dikampanyekan.

“Penekanan angka anak putus sekolah kontribusinya ini ada tiga yaitu pernikahan anak stunting dan putus sekolah, dan kita garisbawahi jika ini bukan hanya rananya diknas, tetapi seluruh komponen, terutama orang tua yang harus mengerti pentingnya pendidikan. Teman-teman media juga diharap selalu memberikan literasi kepada ketiga komponen ini, ini penekanannya harus didorong secara bersama-sama,”ucap M.Natsir.(Advertorial)