SULBARONLINE.COM, Mamuju – Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Dr. Muhammad Idris membuka secara resmi pertemuan lintas sektor dalam rangka keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), di d’Maleo Hotel Mamuju, Kamis (25/4/19).
Kegiatan yang diselenggarakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju tersebut, sebagai upaya untuk mewujudkan pangan jajanan yang aman dan bermutu bagi anak sekolah di Sulbar.
Dalam sambutannya, Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, PJAS merupakan program dari BPOM yang dinilai sangat krusial bagi generasi muda penerus Sulbar, pasalnya PJAS memiliki peran srategis dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pemeliharaan ketahanan pelajar anak sekolah.
“Sekolah-sekolah harus terlibat, cara berfikir kepala sekolah juga harus ada didalam, begitupun Dinas-dinas terkait harus terlibat disitu, karena hal tersebut merupakan masalah yang krusial,” kata Idris.
Idris mengemukakan, program intervensi keamanan PJAS sebagai bagian dari Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), dimana hal itu menjadi harapan bersama agar terus berlangsung dan terus digulirkan ke wilayah dan jangkauan yang lebih luas.
Melalui forum itu, Ia menjelaskan, jika hal tersebut tidak diperhatikan secara seksama oleh Pemerintah terkait, maka memungkinkan kerentanan kesehatan dan gizi para generasi muda, yang dapat menyebabkan capaian kualitas SDM Sulbar dapat dipastikan akan sangat rendah.
“Sulbar sangat peduli terhadap PJAS sehat dan berkualitas, demi SDM kita yang lebih berdaya saing. Tantangan kita ke depan adalah daya saing dan kualitas SDM,” bebernya.
Untuk menyukseskan program tersebut, lanjut Idris, dibutuhkan keterlibatan dan peran dari Pemerintah Pusat maupun daerah, serta pihak swasta dan masyarakat.
“Keterlibatan dan Peran Pemerintah Pusat maupun Daerah, serta pihak Swasta sangat penting dalam menyukseskan program tersebut, demi terwujudnya keamanan pangan di seluruh lapisan masyarakat”tandas Idris
Tidak hanya itu, kata Idris, peran masyarakat sebagai konsumen perlu juga terus ditingkatkan, melalui peningkatan kesadaran dan keamanan pangan, sehingga dapat menjadi konsumen yang cerdas.
Kepala BPOM Mamuju, Netty Nurmulyawati menyampaikan, program PJAS diharapkan mampu menjadi faktor pendorong positif, agar generasi penerus bangsa di Provinsi Sulbar dapat terhindar dari jajanan yang berbahaya dan tidak bergizi, yang dapat membahayakan dan mempenagruhi tumbuh kembang anak.
“Pelaksanaan program intervensi sekolah, mengenai jajanan anak sekolah akan disinergikan dengan instansi terkait, dan hari ini kami masuk dalam tahap persamaan persepsi terlebih dahulu,” tutur Netty.
Netty mengungkapkan, sebanyak 284 sekolah yang ada di empat Kabupaten yaitu, Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Pasangkayu, menjadi target lokus intervensi keamanan BPOM melalui PJAS 2019 di Provinsi Sulbar
“Ini bertujuan sosialisasikan PJAS dalam melakukan koordinasi PJAS di berbagai wilayah Sulbar, sekaligus mengkordinasikan ke berbagai OPD terkait dalam mewujudkan program teringtergrasi” Netty menjelaskan
Ia menambahkan, adanya program PJAS dapat memberikan manfaat kesehatan bagi anak sekolah, sehingga menunjang konsentrasi belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar.
Di penghujung kegiatan, dilakukan pemberian plakat penghargaan BPOM ke Pemprov Sulbar yang diwakili SekProv Sulbar.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Perwakilan BPOM RI, Kasubdit pemberdayaan dan pelaku usaha RI, Rini, para undangan dan media pers. (Advertorial).