SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Mamuju berkomitmen untuk mendalami kembali beberapa warisan budaya tak benda, salah satu hal yang paling menarik adalah mekalantigi.
Sebagaimana Histori yang dijelaskan, terdapat beberapa fase-fase resepsi pernikahan dalam adat budaya Mamuju adalah mekalantigi. Acara ini merupakan malam yang bermuatan doa restu dari segenap keluarga dan handai taulan utamanya bagi tokoh adat.
Harapan dan doa-doa itu bagi pasangan untuk mendapat rahmat tuhan yang mempunyai tujuan agar pengantin mengikuti kebahagiaan tokoh adat yang mekalantigi. Para orang tua dan tokoh adat yang telah sukses di dalam rumah tangga dikarunia anak atau rezeki yang halal dan melimpah.
Mekalantigi dilaksanakan menjelang akad nikah diadakan di rumah calon mepelai perempuan atau dirumah masing-masing mempelai dihadiri sejumlah laki-laki atau tetua dari rumpun keluarga sendiri dan tokoh adat.
Meski demikian, Kepala Bidang Seni dan Budaya Mamuju, Marwan Haruna mengatakan, terdapat penyebutan berbeda di kalangan masyarakat orang Mamuju yang kini mulai bergeser.
“Sekarang sudah jarang orang mengatakan mekalantigi, tetapi mengatakan Mappaci, yang seharusnya mekelantigi,” jelas Marwan saat diwawancarai di sela-sela kegaiatannya, Selasa (9/5/23).
“Kami akan menggali dulu lebih dalam, dan di daftarkan di Kemendikbudristek sebagai warisan budaya tak benda, jangan sampai kita salah mengartikan,” ungkapnya.