SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mamuju terus memberi atensi untuk pengembangan kebudayaan di Kabupaten Mamuju. Salah satu hal yang dititikberatkan adalah eksistensi budaya Mamuju.
Kepala Bidang Seni dan Budaya Disparbud Kabupaten Mamuju, Marwan Haruna berkunjung di rumah kediaman Rasyid Kampil, Jumat (5/5/23), salah satu tokoh budayawan Mamuju. Dalam kesempatannya itu, Rasyid membagikan banyak hal tentang tentang nilai-nilai luhur sebagai orang yang berbudaya.
Rasyid kampil menuturkan ada peribabahasa Mamuju yang member nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Peribahasa ini yang berbunyi “Bisse sara nisitimmanggi, lantosiriq nisikamunggi, Da’a mutanggar tuna watanna kenu’ kanuku lipa’na, tanggari rannu riu’ bua nga-nganna”.
“Dalam kehidupan sehari-hari janganlah kita memandang akan kusut wajah seseorang, mungkin compang-camping kain lindung tubuhnya, tapi senantiasa menjaga tutur budi bahasanya,” ungkapnya, saat mengartikan peribahasa tersebut.
Lahirnya peribahasa orang Mamuju ini, mengilhami kebaikan sikap-sikap orang Mamuju. Malaqbi kata yang tepat untuk mengambarkan sikap-sikap tersebut. Manusia berperasaan dan bersikap secara simbolis sebagai hasil karya tindakan manusia.
“Inilah yang mengilhami kita semua, dengan lahirnya filosofi Malaqbiq. Ini baru cirinya, impelementasinya bagaimana? Dengan demikian kita akan memasuki dengan pandangan baru dari filosofi ini,” ungkapnya.
Hal itu kata dia, mengajak manusia untuk berfikir. Berfikir untuk berbudaya, sebab pendidikan dan kebudayaan adalah suatu proses penyerahan kebudayaan.
“Pendidikan, kebudayaan dan pariwisata, ekonomi kreatif, empat istilah yang berbeda, namun satu dalam ikatan akan makna-maknanya, adalah hasil olah imajinasi, demi memnuhi harapan dan cita-cita hidup dikatakan demikian karena sumbernya adalah fitrah. Setiap manusia tanpa pendidikan dan kebudayaan, kelak melahirkan isolasi, yang akhirnya dia tidak akan berbuat sesuatu,” sebutnya.