Dinkes Mamuju Kerja Sama Yayasan Karampuang Dorong Program Penanganan Stuting Terpadu

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju bekerja sama Yayasan Karampuang memfasilistasi Tim Terpadu Penanganan Stunting, Jumat (12/7/2024), di Aula Gedung Farmasi, Jl. Kurungan Bassi Mamuju.

Kegiatan ini dihadiri secara langsung, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, dr. Sita Harit Ibrahim, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Mamuju, Dewi Sundari Irwanto, Direktur Yayasan Karampuang Ija Syahruni.

Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kabupaten Mamuju, Dewi Sundari, mengapresiasi atas keterlibatan Yayasan Karampuang dalam penanganan stunting yang dinilai masih sangat memerlukan perhatian bersama.

“Stunting tidak hanya berfokus pada soal kesehatan anak saja, namun lebih kompleks disebabkan berbagai faktor, seperti pernikahan usia anak, ekonomi, sampai pada sosial budaya, karenanya keterlibatan semua pihak memang masih sangat diperlukan,” ujarnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri sejumlah kepala Puskesmas dan perwakilan perguruan tinggi tersebut, juga dilakukan koordinasi terkait sejumlah program bersama yang akan mendukung percepatan penanganan stunting.

Mulai dari kegiatan bertajuk Pasukan Pengamanan dan Pencegehan Resiko Stunting Bumil (Paspampres) yang merupakan hasil kolaborasi bersama sejumlah Perguruan tinggi bersama pemerintah daerah.

Adapula program dari Kemenkes melalui Politeknik Kesehatan berupa kegiatan pinjaman/hibah luar negeri projek Investing In Nutrition And Early Years (INEY).

Sementara itu, Direktur Yayasan Karampuang, Ija Syahruni, menjelaskan, meskipun selama tiga tahun terakhir yayasan yang bermitra dengan perusahaan migas Mubadala Energy ini lebih konsen ke Kabupaten Majene.

Namun, pihaknya terus berusaha agar kegiatan Yayasan Karampuang tahun ini juga dapat dilaksanakan di mamuju, yang salah satunya membantu intervensi penanganan stunting.

Lanjut ija, Yayasan karampuang akan bergerak bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting dan juga berbagai stakeholder terkait dalam melakukan intervensi terutama pada tiga level yang rentan menjadi pendorong meningkatnya kasus stunting. Diantaranya, Anak bayi dan balita, Remaja putri, serta Keluarga beresiko stunting.

“Kami berharap, dukungan dan kolaborasi dari semua pihak terkait, untuk dapat bahu-membahu mempercepat penanganan Stunting,” pungkasnya.

(Adv)