Dinkes Mamuju Gerakkan Germas ASEK, Tren Penerapan SPM dan IKS Meningkat Tiga Tahun Terakhir

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju melakukan inovasi dalam menggerakan berbagai kegiatan terkait Inovasi Gerakan Masyarakat (Germas) “Angngatangku Sehat Keren” (ASEK).

Germas ASEK yang dilaunching oleh Bupati Mamuju 10 April 2021 lalu terdapat tujuh komitmen Pemerintah Kabupaten Mamuju dalam memasyaratkan hidup sehat.

Tujuh poin ini yakni, membentuk forum Germas ASEK, peningkatan aktivitas fisik, peningkatan pangan sehat, percepatan perbaikan gizi, peningkatan kualitas lingkungan, pencegahan dan deteksi dini, sosialisasi dan edukasi hidup sehat, pengembangan kawasan tanpa rokok sesuai Peraturan daerah Kabupaten Mamuju, nomor 8 tahun 2018.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Mamuju, Dewi Sundari Irwanto menjelaskan, pada forum Germas ASEK, telah diberhasil dibentuk di 11 Kecamatan. Forum ini berperan dalam pengembangan intervensi Germas dalam penilaian kinerja kabupaten/kota.

“Tahun 2021 berhasil dibentuk 3 kecamatan, kemudian 2022 sebanyak 9 kecamatan, dan tahun 2023 alhamdulillah 11 kecamatan di Kabupaten Mamuju sudah memiliki forum ini,” sebutnya, Selasa (20/8/2024).

Dewi menguraikan, terdapat 12 Indikator Standar Layanan Kesehatan Minimal (SPM) yang terus bergerak di 3 tahun terkahir mulai 2021 hingga 2023 mendekati angka 100 persen tingkat Kabupaten.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Mamuju, Dewi Sundari Irwanto.

Capaian SPM ini disebutkan, pelayanan kesehatan ibu hamil tahun 2021 sebesar 34,75 persen, di tahun 2023 menjadi 89,24 persen, kesehatan ibu bersalin tahun 2021 sebesar 75,99 persen, tahun 2023 sebesar 94,46 persen, kesehatan bayi baru lahir 2021 sebesar 93,59 persen, tahun 2023 sebesar 96,63 persen, kesehatan balita tahun 2021 sebesar 67,63 persen, tahun 2023 sebesar 87,7 persen.

Kemudian, kesehatan usia pendidikan dasar 2021 sebesar 61,91 persen, 2023 sebesar 83,64 persen, kesehatan usia produktif tahun 2021 sebesar 62,47 persen, 2023 sebesar 78,81 persen, kesehatan usia lanjut tahun 2021 sebesar 75,13 persen, 2023 sebesar 88,92 persen, kesehatan penderita hipertensi tahun 2021 sebesar 40,55 persen, 2023 sebesar 100 persen.

Selanjutnya, pelayanan kesehatan diabetes mellitus tahun 2021 sebesar 111,32 persen, 2023 sebesar 100 persen, kesehatan OGJ berat tahun 2021 sebesar 66,85 persen, 2023 sebesar 82,30 persen, persentase orang terduga tuberkulosis tahun 2021 sebesar 61,17 persen, 2023 sebesar 100 persen, orang dengan resiko terinfeksi virus melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV) tahun 2021 sebesar 68,10 persen, 2023 sebesar 90,75 persen.

Dewi melanjutkan, selain SPM, capaian Indeks Keluarga Sehat (IKS) juga memperlihatkan tren perbandingan yang menggembirakan kurun waktu 2021-2023. Tren ini mengalami pertumbuhan 17 persen.

“Tahun 2021 itu sebesar 14 persen, di 2022 sebesar 23 persen, kemudian tahun 2023 lalu sebesar 31 persen,” pungkasnya.

(Adv/Adr)