Rakor Bersama Menteri PPN, Sekprov Paparkan 9 Proyek Prioritas Sulbar

SULBARONLINE.COM, Mamuju — Sekretaris Daerah Provinsi Sulbar, Dr. Muhammad Idris mengikuti rapat koordinasi (Rakor) bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas secara virtual dari rumah jabatannya, Selasa (23/2/2021).

Rakor tersebut terkait penajaman proyek prioritas startegis (Major Project) yang akan dilaksanakan pada 2022 mendatang.

Sekprov Sulbar Muhammad Idris, dalam kesempatan tersebut memaparkan sembilan Major Project yang diusulkan sebagai prioritas utama.

Pertama, pelebaran jalan nasional yang ada di Kabupaten Polewali Mandar khususnya poros Wonomulyo-Polewali.

“Kita usulkan tidak terlalu panjang kilometernya, tapi kalau kita lihat roda perekonomian yang tumbuh di wilayah ini sangat besar, sehingga kami menganggap bahwa ini adalah lokomotif penggerak ekonomi di wilayah Sulbar,” kata Idris.

Kedua, peningkatan jalan nasional ruas Mambi-Malabbo. Menurutnya hal itu adalah salah satu bagian dari percepatan pembangunan konektivitas wilayah pegunungan di Sulbar yang juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulbar bagian timur.

Ketiga, peningkatan jalan nasional ruas Mamasa-Tabang. Mamasa adalah salah satu wilayah yang tanpa laut tetapi dijadikan sebagai sentra dan objek strategis untuk pengembangan pariwisata dan ditetapkan dalam RPJMD industri pengembangan pariwisata di Sulbar.

Keempat, peningkatan jalan naisonal ruas Polewali-Tabone. Kelima, lanjutan pembangunan jalan arteri segmen dua antara Kota Mamuju dan Bandara Tampapadang. Keenam, pembangunan fasilitas Pelabuhan Tanjung Silopo.

“Sulbar ini masih berkutat pada aspek infrastruktur. Kami betul-betul memahami bahwa ini adalah salah satu mainstrong utama dari selatan ke utara, yaitu menghubungkan wilayah dari Sulbar bagian selatan ke utara dan bahkan ini menjadi salah satu pelabuhan yang menghubungkan antar negara dan antar pulau di Sulbar. Pembangunan jaringan Tanjung Silopo adalah bagian dari usaha kami terhadap permasalahan dari selatan ke utara yang panjang kurang lebih 637 KM,” jelas Idris.

Ketujuh, pembangunan bandara baru di Polewali Mandar. Idris menilai hal itu adalah salah satu harapan dari masyarakat yang berpenduduk paling padat di Sulbar.

Kedelapan, pengembangan pelabuhan perikanan nusantara di Palipi. Hal ini sudah lama dirintis dan di anggap salah satu bagian dari lokomotif yang bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya masyakarat di pesisir di Sulbar.

Kemudian, kesembilan, pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) di kawasan Belang-Belang, Mamuju.

“Sekali lagi kami berharap bahwa di selat makassar ada satu kawasan khusus yang bisa mendukung bagaimana pertumbuhan ekonomi di wilayah regional Sulawesi, yang juga nanti ini akan memiliki koneksi dengan wilayah Sulawesi Selatan bagian utara yaitu kawasan luwuk raya dan Sulawesi Tengah,” kata Idris.

Selain memaparkan sembilan Major Project, Idris juga menyampaikan beberapa isu yang ingin diperkuat di Sulbar.

“Kami ingin menyampaikan bahwa seperti yang telah dihasilkan dalam rapat regional beberapa waktu yang lalu, paling tidak ada empat isu yang saat ini kita ingin perkuat di Sulbar,” ujar Idris.

Adapun empat isu yang dimaksud yakni, pertama berkaitan dengan upaya mengoptimalkan nilai tambah dan produktivitas dari komoditi unggulan di Sulbar.

Kedua, berkaitan dengan konektivitas yang selama ini masih menjadi kendala utama percepatan pembangunan di Sulbar.

“Infrastruktur dasar dan konektivitas kita ini memang sangat-sangat jauh dari standar tanda kutip dari indeks, bagaimana kita memenuhi standar jalan- jalan bagus dan seterusnya maupun pelabuhan-pelabuhan yang kita miliki,” kata Idris.

Isu ketiga, lanjut Idris, adalah mengenai SDM, kalau dilihat dalam level nasional, IPM Sulbar masih sangat jauh dari level nasional sekarang.

“Kami ingin sampaikan bahwa IPM saja kita masih berada di angka 65,28 kurang lebih. Dan ini yang menjadi tantangan kami di Sulbar, terutama bagaimana keadaan terakhir kami pasca gempa dan juga pandemi covid-19. Hal ini menjadi lebih berat lagi ditambah dengan status kami khususnya yang berkaitan dengan stunting itu masih yang tertingi nasional,” bebernya

Kemudian, isu keempat, mengenai optimalisasi aspek mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat Sulbar terhadap bencana, yang mana poinnya adalah ingin menjadikan Sulbar ini sebagai salah laboratorium dan pusat pendidikan kebencanaan di Regional Sulawesi.

“Ini adalah impian kami, karena kita tahu regional Sulawesi ini adalah regional yang sangat rentang dengan bencana,” tutup mantan Deputi Bidang Diklat Lembaga Administrasi Negara (LAN) ini.