SULBARONLINE.COM, Mamuju – Forum Internalisasi Perspektif Berbangsa menggelar kegiatan Focus Group Discussion, bertema Peningkatan kerja ormas dan peran pengurus masjid untuk mencegah radikalisme dan politik yang mengatasnamanakn agama, d’Maleo Hotel Mamuju, Rabu (23/12).
Kegiatan ini dihadiri lintas ormas Islam. Hadir dalam pemateri tersebut yakni, pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Mamuju Dr. Jurairi Tahir, wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mamuju, Nur Salim Ismail, Kepala seksi (Kasi) Kepenghuluan dan Bina KUA Kanwil Kemenag Sulbar Syamsumarlin.
Wakil ketua MUI kabupaten Mamuju, Nur Salim Ismail mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut diharap dapat mendorong program penguatan kapasitas takmil atau marbut masjid dari institusi lembaga pendidikan yang menjadi fokus kedepan di tahun 2020.
“Kita sama-sama mnyorot dan manjadikan fokus itu, menjadi hal yang diseriusi dalam moderasi beragama dalam hal bagaimana mencegah infiltrasi terhadap tindakan-tindakan intoleran,” jelasnya.
Nursalim menyebut ada dua aspek penting, dalam merevitalisasi sekaligus mencegah tindakan radikal dan intoleran.
“Itu tadi yang saya katakan, dua aspek penting yakni dalam hal pendidikan, dan penguatan kapasitas para takmil masjid,” ungkapnya.
Pengurus DMI Kabupaten Mamuju, Dr. Jurairi Tahir, berharap diskusi berlangsung berjalan interaktif. Menurutnya, segmentasi apapun, baik agama dan politik dan sosial pribadi harus pandai bergaul yang menentukan posisi di masyarakat dalam menjalin hubungan antara sesama.
“Mungkin pandangannya saya paling tertua diruangan ini sehingga saya diamanahi untuk mengawali kegiatan ini. Tetapi mari kita sharing bersama apa yang kita pahami. Karena menurut saya orang yang jarang diskusi, jarang sharing kehidupannya akan tidak bagus atau kaku orangnya,” ujar Jurairi Tahir saat membuka kegiatan diskusi.
Ketua Panitia, Muh. Iksan Hidayah mengatakan, dialog kebangsaan itu adalah merupakan hasil dari diskusi terkait maraknya Organisasi Masyarakat (Ormas) yang diduga terpapar radikalisme di Mamuju.
“Semoga dengan adanya diskusi ini, dapat melahirkan pemikiran-pimikiran yang dapat mencegah radikalisme. Apalagi bukan menjadi rahasia umum, jumlah kaum milineal yang terpapar radikalisme di Sulbar, seperti yang dimuat di media,” terangnya.(adr/ir)