SULBARONLINE.COM, Mamuju – Panitia pelaksana Festival Maradika Mamuju (FMM) 2019 forum silaturahmi keraton nusantara, memastikan sejumlah kerajaan di Indonesia hadir di FMM, yang bakal di helat 16-19 Desember mendatang.
Hal tersebut dipastikan ketua panitia pelaksana Irwan SP Pababari, melalui Press Conference di Warkop Project Cafe Mamuju, Selasa (19/11) Malam.
Irwan mengatakan, pihaknya mempunyai target sepuluh ribu orang hadir, ditambah dengan undangan yang telah dipersiapkan termasuk kesiapan kerukunan keluarga Mamuju, sekaligus penari terhitung sekira total 690 penari.
“Penari kolosal saja itu 500 orang, penari Masossor Manurung 60 orang, dari Majene penari kolosal itu ada 80, penari dari Bali sekitar 50 orang, jadi sampai ratusan,” Hitungnya.
Ia menyebutkan sejumlah Kerajaan menyatakan kesiapan untuk hadir seperti gulungan Kalimantan, kerajaan gowa, 14 kerajaan dari selayar, kesultanan Solo, kerajaan Siak Riau.
“Kurang lebih 13 kerajaan siap menyatakan hadir dari luar Sulbar beberapa banyak peserta yang kita undang sebanyak 150 kerajan kita estimasi 50 persen itu luar biasa jika hadir, tanpa mengecilkan kegiatan,” Jelasnya.
Wakil Bupati Mamuju ini juga akan meminta bantuan kepada masyarakat setempat, dan akomodasi ditambah dari para penampil yang membutuhkan ruang, sebagai upaya multiplayer effect peningkatan ekonomi.
“Bahkan kulinernya kita sampaikan, termasuk para pemilik warung di Mamuju kita sudah sampaikan yang mengakibatkan dampak muncul dari ekonomi, tempat hiburan, publik space, ruang istrahat itu sudah kita rancang,” Sebutnya.
Rektor Unika Mamuju, Syahril mengemukakan, tata kelola kehidupan masyarakat tradisi dapat dijadikan sharing information keilmuan bagi kehidupan masa sekarang.
Menurutnya implikasi pemuliaan kebudayaan menjadi tanggungjawab bersama seluruh elemen masyarakat sebagai pemiliknya. Festival maradika ini sebagai sebuah literasi budaya membuka ruang.
“Ini sebuah panggung akademik besar, karena ini akan memunculkan ide dengan berbagai bentuk budaya, dan kerajaan Mamuju sekaligus pertukaran konsep kerajaan dan kebudayaan,” Ujarnya.
Syahril mengartikan, kegiatan ini harus dimaknai sebagai sebuah filosofi penegasan budaya dan tradisi. Bagaimana perilaku dalam konteks kerajaan, konsep tatakrama bisa meminimalisir perilaku yang bertentangan dengan nilai budaya Mamuju.
“Hakikat dalam konteks budaya kita dengan nilai halus dan murni bisa ditunjukan kepada yang hadir nantinya,” Tuturnya.
“Multiplayer Effect peningkatan ekonomi tergantung seberapa cerdas mengambil momentum sebagai manfaat, kalau tidak hanya sebatas kegiatan seremonial,” Tegasnya.
Seperti diketahui, Mamuju secara resmi mengadakan kegiatan tersebut dihelat di rumah adat Mamuju, menghadirkan diantaranya Kirab budaya, Mamuju fashion carnival, pentas seni, ritual adat massosor manurung, tari kolosal lasalaga. (Adr)