SULBARONLINE.COM, Mamuju – Pemilu 17 April 2019 telah usai. Kini, memasuki tahap rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), baik hasil Pileg maupun Pilpres.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Barat, Dr. KH. Nur Husein, meminta agar semua pihak menjaga keberlangsungan Pemilu ini agar tetap aman, damai dan kondusif.
Nur Husein juga mengingatkan, bahwa Pemilu 2019 ini hanyalah sarana dalam proses demokrasi yang di dalamnya pasti terdapat perbedaan pilihan di masyarakat.
Ulama yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ihya’ul ‘Ulum DDI Baruga Majene itu menjelaskan, dalam setiap pemilihan selalu dihadapkan pada dua situasi, yakni menang dan tidak menang. Namun, menurutnya hal itu janganlah dijadikan pertentangan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Namanya pemilihan pasti ada yang memenangkan dan ada yang tidak memenangkan. Saya biasa katakan tidak ada yang kalah semua menang, artinya menang dalam proses menciptakan suasana demokrasi yang baik karena itulah asas negara,” kata KH. Nur Husein, Selasa (24/4/19).
Alumni Sarjana Muda Fak Ushuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang Tahun 1973 itu pun menyerukan, pasca Pemilu ini tidak dijadikan kesempatan untuk mempertajam perbedaan. Diharapkan, agar kembali seperti situasi semula.
“Perbedaan ini hanya perbedaan saja, kita jangan menimbulkan hal – hal yang menganggu proses demokrasi, kembali kita menyatu, sebagai rakyat, bersaudaralah,” ujarnya.
Kata dia, jika dalam pemilihan ada yang menang begitupun sebaliknya, harus diterima dengan pandangan kebesaran jiwa. bukan merasa terpuruk.
“Siapa-siapa yang belum menang kali ini siapa tau itu hanya proses yang tertunda, mungkin di suatu masa terjadi hal yang sama mendapatkan kemenangan. Untuk itu kembalilah kita kepada tugas kehidupan kita sehari-hari,” imbuhnya.
“Yang pegawai kerjakan tugasmu, karyawan kerjakan kerjamu, sudahlah. Proses selanjutnya serahkan kepada penyelenggara,” sambungnga.
Dia menambahkan, seluruh komponen yang terlibat dalam Pemilu harus menyakini bahwa penyelenggara memiliki niat baik untuk menyukseskan Pemilu dengan baik.
Jika ditemukan hal yang dianggap merugikan, kata dia, sebaiknya diserahkan kepada institusi negara yang punya kewajiban untuk menindak.
“Saya kira pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemilihan ini, tentu mau bekerja lebih bagus, mereka juga mau sukses dan kita tidak bisa menduga-duga begitu dan begini, karena kita tidak punya bukti. Inikan ada prosesdur, ada KPU ada Bawaslu. Ada pelanggaran kalau bidangnya polisi kasi polisi, kalau pelanggaran bidangnya Bawaslu kasi Bawaslu,” jelasnya.
KH Nur Husein juga mengingatkan, apapun persoalan yang dihadapi semua pihak diminta tetap mengedepankan rasa persatuan. Kata dia, persatuan merupakan aset terbesar yang dimiliki bangsa ini.
“Kita jangan terpecah. Segalanya boleh kita lakukan, tapi persatuan ini jangan dirusak sebab sangat mahal, itu kuncinya. Dan Pemilu ini habiskan anggaran negara yang tidak main-main besarnya. Sehigga kita tidak boleh merusak persatuan karena perbedaan pilihan. Mari kita bangun bangsa ini dengan semangat persatuan,” kuncinya.