SULBARONLINE.COM, Mamuju — Upaya pemerintah daerah kabupaten Mamuju dalam menurunkan angka prevalensi stunting nampaknya tidak bertepuk sebelah tangan.
Pasalnya, Kementerian Kesehatan lewat dukungan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, telah memilih kabupaten mamuju sebagai salah satu dari tiga daerah se-tanah air menjadi pilot project orientasi pedoman manajemen dan panduan supervisi intervensi spesifik di puskesmas yang bertujuan untuk terus menggencarkan langkah penurunan angka stunting.
Sekretariat Wakil Presiden RI, dalam hal ini oleh Sofiniyah Gufron, M. Si. dalam materinya mengatakan, intervensi spesifik akan sangat mempengaruhi angka penurunan stunting.
Oleh sebab itu, Setwapres akan melakukan pelatihan bagi puskesmas dan dinkes di daerah pilot project yang telah ditentukan.
Ia berkesimpulan, bahwa stunting adalah persoalan multi faktor sehingga penanganannya juga harus secara konvergen dan terintegrasi.
Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya mamuju sebagai salah satu lokus pilot project atas program tersebut.
Ia mengaku adanya intervensi spesifik oleh Setwapres bersama Kementerian Kesehatan akan semakin menambah semangat dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah ini.
Sutinah juga menggambarkan bahwa kabupaten Mamuju telah berhasil menurunkan angka stunting dengan cukup signifikan, dari yang sebelumnya lebih dari 40 persen, menjadi hanya 30,3 persen.
Hal itu dapat dicapai dengan berbagai langkah yang terus diintervensi bersama sejumlah pemangku kebijakan, mulai dari hal umum dengan jaminan kesehatan gratis lewat kepsertaan BPJS yang dibiayai oleh pemerintah daerah, sampai pada pengaktifan pokjanal posyandu.
Ada pula optimalisasi Gerakan masyarakat hidup sehat, sampai pada kebijakan pelibatan desa dalam penguatan program kerja yang berkaitan langsung dengan upaya penurunan stunting.
“Dengan berbagai langkah yang kita lakukan, ditambah intervensi dari Kemenkes lewat dukungan Setwapres ini, maka bukan tidak mungkin kabupaten Mamuju akan segera mencapai target nasional di bawah 14 persen,” pungkas Sutinah Suhardi. (Advertorial).