SULBARONLINE.COM, Mamuju – Ketua Komisi Pemilihan Provinsi Sulawesi Barat, Said Usman Umar, mengatakan sejumlah persoalan pada proses Pilkada tahun 2024. Proses pelaksanaan ini menurutnya secara garis besarnya cukup memberatkan.
Hal ini diungkapkan saat berdiskusi dan berbincang bersama puluhan wartawan media cetak, eletronik, dan online, Senin (25/11/2024).
Said Usman Umar mengatakan, sejumlah agenda yang berkaitan dengan proses penyampaian informasi kepada pemilih dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran pemilih di Pilkada.
“Pertama adalah pelaksanaan Pemilu dan Pilkada di tahun yang sama, ini tentu cukup memberatkan, sebab banyak kegiatan yang tidak bisa kita maksimalkan, misalnya kegiatan pendidikan pemilih, sosialisasi,” jelasnya.
Kendala ini karena fokus KPU dalam menyiapkan dan melaksanakan tahapan pilkada di bulan Maret, sementara tahapan pemilu masih berproses di Mahkamah Konstitusi atau MK.
“Kita baru rekapitulasi di Maret, kemudian masuk di MK ternyata kita masih bersidang hingga April dan kemudian menyelesaikan prosesnya di bulan Mei 2024,” ujar Said.
Masalah berikutnya adalah, untuk pertama kalinya pelaksanaan Pilkada yang dilaksanakan pada bulan November. Hal ini tidak menyesuaikan dengan kondisi yang menurut prediksi BMKG berdampak pada cuaca ekstrem di Sulbar untuk pendistribusian logistik.
Persoalan di tanggal 27 November tersebut, BMKG memberikan informasi bahwa terdapat beberapa wilayah di Sulbar diprediksi akan mengalami kondisi hujan deras menjadi salah satu masalah terbesarnya.
“Ini tantangan yang terberat yang kami alami, informasi dari BMKG ini terkait akan terjadinya hujan, longsor, termasuk yang dirasakan oleh teman teman badan Ad hoc, utamanya persiapan di hari H pencoblosan,” sebut Said.
(adr/em)