SULBARONLINE.COM, Mamuju – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Barat menerima banyak masukan terhahap sejumlah kendala teknis dan penilaian publik terhadap nama tim panelis usai debat pertama Pilgub Sulbar di Gedung Gabungan Dinas (Gadis) Polman, Rabu (30/10/24).
Ketua KPU Sulbar Said Usman Umar mengaku menerima catatan dan masukan dari sejumlah pihak mulai dari sound system, kursi, suasana panas di ruangan, hingga mekanisme waktu setiap segmen yang dinilai monoton.
“Awalnya kami juga telah melakukan gladi, termasuk menyiapkan AC standing pendingin ruangan, tetapi hingga menjelang debat itu tidak terjadi,” jelasnya dipertemuan Coffe Ninght bersama Media, Sabtu (3/11/24).
“Sebelumnya sekitar jam 11 malam itu, kami kumpul dengan teman teman LO, mereka juga sempat tes mikropon tidak ada persoalan, pencahayaan lampu, yang dipersoalkan pendingin ruangan sebab yang hadir pada malam itu kipas angin, kursinya juga kami minta untuk diganti,” lanjutnya.
Said menyebutkan, sejumlah permasalahan tersebut disebabkan oleh keterbatasan Event Organizer (EO) atau penyelenggara kegiatan yang tidak siap di nomentum debat pilgub. Namun, ia menegaskan pihaknya telah melakukan evaluasi serta bertanggungjawab pada kendala teknis yang terjadi.
“Kami berharap publik bisa memaklumi ini dan menjadi bagian evaluasi kami dalam pelaksanaan debat kedua dan ketiga,” terangnya.
Selain soal kendala teknis, Said juga menjawab tanggapan miring publik terkait nama nama panelis tim perumus yakni Junda Maulana, dan Yundini Husni Djamaluddin yang ditetapkan KPU pada 7 Oktober 2024 melalui Surat Keputusan (SK) KPU Sulbar Nomor 124 Tahun 2024.
Publik menilai, dua nama ini kualitas debat tidak dapat berjalan secara objektif sebab pernah dibawahi oleh paslon kandidat Pilgub Sulbar. Meski begitu, Said menjelaskan dua orang ini masih profesional dan tidak terlibat politik.
“Junda Maulana kami hadirkan sebab beliau ahli perencanaan menyusun RPJMD walaupun itu masih rancangan teknokrat, dan di satu sisi beliau juga diikat dengan netralitas ASN, dan kami fikir ini sudah profesional,” terangnya.
“Yundini pernah menjadi moderator debat Pilgub 2017, jadi keinginan kami adalah ingin menggabungkan debat tahun tahun lalu, kalau ditanya mengapa kami menghadirkan mantan KPU RI karena beliau ini yang mendesain debat Pilpres 2019, kita satukan perpsektif nasional dan daerah terkait proses debat kita,” tutupnya.
(adr)