SULBARONLINE.COM, Mamuju – Pemerintah Kabupaten Mamuju melalui Dinas Kesehatan akan melakukan langkah untuk menekan kasus stunting di daerah ini.
Hal tersebut dilakukan setelah Dinkes Mamuju mengeluarkan data Balita stunting di Kabupaten Mamuju sebanyak 6.608 Balita atau sebesar 30,9 persen yang diklaim masuk kategori stuting berdasarkan data pengukuran Balita per Juni 2024.
Data ini menyebutkan kasus stinting tertinggi ada di Kecamatan Kalukku sebanyak 1.624 Balita, kemudian disusul Kecamatan Mamuju 1.494 Balita. Sementara terendah ada di Kecamatan Sampaga 302, Kalumpang 271, Bonehau 177, dan Bala Balakang 57 Balita.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Mamuju, Dewi Sundari Irwanto mengatakan, langkah kongkrit dilakukan dengan intervensi anak remaja sebelum atau sesudah kehamilan dan peningkatan akses terhadap gizi.
“Pertama yang kami lakukan adalah dengan edukasi, sebab ini sangat penting, untuk mencegah anak menjadi stunting,” jelasnya, Kamis (7/11/2024).
Kedua, Dewi mengatakan sebanyak 22 Puskesmas di Kabupaten Mamuju telah menyediakan alat Ultrasonografi atau USG yang mampu mendeteksi keadaan janin pada ibu hamil.
Alat USG ini merupakan wujud transformasi layanan kesehatan untuk cek kehamilan dan kandungan di tingkat Puskesmas.
“Jadi proses pengecekan kandungan ini melalui tenaga kesehatan, ini adalah salah satu cara dan gratis,” ujarnya.
Selain USG, langkah lain dilakukan Dinkes Mamuju dengan Inisiasi menyusu dini. Dewi menjelaskan, hal ini sangat membantu pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan lama menyusui.
“Menyusui satu jam pertama kehidupan yang di awali kontak kulit ibu dan bayi adalah indikator global, selanjutnya pemberian ASI selama enam bulan dan kalau bisa dilanjut hingga dua tahun,” jelasnya.
Terakhir kata Dewi, melakukan program penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat tentang penting nya gizi seimbang, atau pemberian makanan tambahan yang bergizi.
Kedepan, Dewi berharap langkah Dinkes Mamuju terus mendapat dukungan oleh masyarakat. Bentuk dukungan tersebut dengan datang ke Posyandu dalam mencegah kasus stunting.
“Mohon kiranya orang tua untuk tetap bersemagat membawa anaknya ke posyandu, jangan karena sudah sudah lewat 9 bulan sudah tidak mau lagi, karena ke posyandu itu mulai dari nol hingga 5 tahun,” pungkas Dewi.
(Adv/Adr)