SULBARONLINE.COM, Mamuju — Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulawesi Barat, Drs. H. Muhammad Rahmat Sanusi, mengaku sangat bersyukur atas penurunan jumlah kemiskinan ekstrem di Sulawesi Barat.
“Kita sangat bersyukur karena terjadi penurunan kondisi kemiskinan ekstrem di Sulawesi Barat,” ucap Rahmat Sanusi saat dihubungi wartawan, Ahad (12/11/23).
Menurut Rahmat, penurunan jumlah kemiskinan ekstrem dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat sejak 9 November kemarin.
Berdasarkan data BPS Sulbar, angka kemiskinan ekstrem di Sulbar berada di angka 2,94 persen pada Maret 2022.
Sementara, pada Maret 2023, angka kemiskinan ekstrem Sulbar berada di angka 0,75 persen atau turun sebanyak 2,19 persen dalam setahun.
“Ini semua berkat kerjasama semua pihak, dan yang lebih utama adalah keseriusan dan kegigihan Penjabat Gubernur Sulbar bapak Prof Zudan Arif Fakhrulloh. Beliau tanpa henti mengarahkan kita semua untuk serius dan bekerja secara maksimal menurunkan kemiskinan ekstrem di Sulbar,” jelas Rahmat.
Sekadar diketahui, dari data BPS tersebut, maka Sulawesi Barat menjadi provinsi dengan kinerja penurunan kemiskinan ekstrem tercepat di Pulau Sulawesi.
Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar, Prof Zudan Arif Fakrulloh mengapresiasi kerja-kerja yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Sulbar bersama para bupati di enam kabupaten.
Menurutnya, turunnya angka kemiskinan ekstrem itu merupakan hasil dari kolaborasi yang dibangun selama ini.
“Karena untuk menangani kemiskinan dan kemiskinan ekstrem itu perlu dua langkah besar. Pertama mengurangi pengeluaran masyarakat dan kedua menambah pendapatan masyarakat,” ujar Prof Zudan, Sabtu (11/11/23).
Sestama BNPP itu menekankan sangat penting bagi pemerintah untuk memberikan subsidi bagi masyarakat. Begitu juga dengan peningkatan lapangan pekerjaan perlu dilakukan untuk terus menekan angka kemiskinan ekstrem itu.
“Kemiskinan ekstrem bisa kita tangani dengan cara memberikan subsidi, seperti program keluarga harapan, pasar murah dan bantuan pusat provinsi kabupaten sampai tingkat desa,” ujar Zudan.