SULBARONLINE.COM — Maros Butta Salewangan bakal menjadi saksi sejarah berkumpulnya para Bangsawan berdarah Melayu se Sulawesi dari berbagai trah keturunan. Mereka akan mendeklarasikan terbentuknya Majelis Adat Serumpun Bangsawan Melayu Sulawesi.
Kegiatan tersebut dijadwalkan terlaksana pada hari Kamis (1/6/23), bertempat di Gedung Serbaguna Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sekitar 500 orang undangan dicatat akan hadir dalam tajuk kegiatan yang diberi nama “Perhimpunan Agung, Silaturahmi Akbar dan Deklarasi Majelis Serumpun Bangsawan Melayu se Sulawesi”.
Ketua Pelaksana, Andi Fahry Makkasau Karaeng Unjung, seperti yang dilansir dari Newstv.id, Selasa (23/5/23) menjelaskan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan ini merupakan salah satu momentum yang sangat bersejarah bagi Bangsawan Melayu.
Sebab, kata dia, sejak kedatangan Bangsawan Melayu ke Sulawesi Selatan sekitar abad XV, baru kali ini seluruh trah keturunannya dapat berkumpul menjalin kembali ikatan kekeluargaan yang terpisah-pisah dan menyebar kemana-mana.
Sehingga, menurut Andi Fahry, akumulasi kerinduan seluruh trah inilah kemudian yang menghasilkan kesepakatan membentuk Majelis Adat Serumpun Bangsawan Melayu. Tugasnya adalah menjaga dan melestarikan adat istiadat Melayu sebagai sebuah entitas Budaya dan peradaban.
“Semua trah sepakat membentuk Dewan Adat dengan anggota yang diusul dari garis trah masing-masing dengan mengacu pada Paduka Raja Maharajelala dan Datuk Sabutung sebagai cantolan nasab,” kata Fahry.
“Dari situ pulalah disepakati mengambil sebutan Paduka Raja Datuk Sabutung kepada Ketua Dewan Adat dan Datuk Muda kepada wakil ketua Dewan Adat,” pungkasnya.
Raja Gowa PYM Andi Kumala Idjo yang juga merupakan salah satu kerabat Melayu dari garis Ince Sulaiman bin Ince Ali Asdollah Datuk Pabean ikut mensupport penuh kegiatan ini dengan turut mengundang Raja-raja dan Tokoh Melayu Nusantara untuk hadir.
Dari dukungan tersebut, sehingga tercatat yang menyatakan kesediaan untuk hadir adalah Sutan Rusdal Inayatsyah, Sultan Pagaruyung Minangkabau dan Datuk Dissan Hasanuddin Maulana Sultan Bulungan serta Tokoh Melayu, H. Zainal Arifin Paliwang, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Utara.
“Demikian juga para Karaeng/Arung/Opu/Arajang/Maraddia dan Maradika se Sulselbar, hampir semuanya menyatakan siap terbanyak dari semua Kaopuan yang ada di Selayar,” sebut Fahry Makkasau yang juga adalah Trah Putri Jauhar Manikam binti Ince Ali Asdollah Datuk Pabeang.
Kini, seluruh persiapan hampir rampung, sisa menunggu hari pelaksanaan. Bupati Maros, Chaidir Syam dan Wakil Bupati Maros, Suhartinah Bohari, juga dijadwalkan akan menerima terlebih dahulu Raja Gowa bersama Sultan dan Datuk lainnya di Rumah Jabatan Bupati Maros.
“Setelah itu, mereka bersama-sama menuju lokasi acara di Gedung Serbaguna Pemkab Maros dengan diantar pasukan berkuda,” tegas Andi Idris Karaeng Buang.
Sementara, YM Datuk Muda, Dr. Ince Andi Bau Suyuti, MT. M.Sc, mengatakan,
Perhimpunan Agung ini akan menjadi tonggak sejarah rumpun Melayu di Sulawesi. Perhimpunan ini dapat dikatakan sebagai generasi pelanjut dan pewaris bangsawan melayu pada generasi pendahulu pada Kerukunan Keluarha Indonesia Keturuna Melayu (KKIKM).
Menurutnya, rumpun ini juga merupakan penggabungan dari dua trah besar Melayu, baik dari rumpun Datuk Maharajalela maupun Abdurrahman Datuk Sabutung bin Datuk Mannan Amir.
“Dalam acara ini akan dikukuhkan PYM (Paduka Yang Mulia) Datu Raja Sabutung beserta pengukuhan yang Mulia tiga Datuk Muda berserta Dewan Adat Bangsawan Melayu,” sebutnya
Dr. Suyuti berharap Melayu tidak akan “Layu” ditelan masa. Melayu, kata dia, bagai kembang yang senantiasa mekar dan harum, semerbak mewangi membuat insan dan alam sekitarnya menjadi sejuk, tentram dan damai.
“Harumnya semerbak mengguyur riak dan resah di relung dan sudut-sudut kalbu insan hamba yang memanggul kodrat dari yang Maha Pencipta, Allah SWT,” ucapnya.
Suyuti menyebut, Bangsawan Melayu Sulawesi di Bumi Nusantara bergelar Paduka Maharaja Lela Raja Patani Kelantan, dan Sultan Abdul syah ke-2, Sultan Malaka dan Paduka Nahkoda Bonang.
Dia menjelaskan, pada tanggal 14 Mei 2023 bertempat di Patte’ne Kabupaten Maros, dengan semangat serumpun bangsa Melayu, Bangsawan Sulawesi, bertrah bangsawan melayu terhimpun dalam bingkai adat tersebut, dewan adat telah melakukan tuntutan dalam musyawarah adat untuk melahirkan sentral figure sebagai tokoh pembawa panji-panji majelis serumpun, demi memudahkan berinteraksi dengan pihak-pihak eksternal terutama internal serumpun.
“Dan yang lebih penting, mempermaklumkan secara formal bahwa bangsawan melayu Sulawesi sebagai salah satu sumber energi budaya di bumi nusantara sebagai satu kesatuan asset bangsa bersama lembaga-lembaga adat budaya lainnya, sebagai panglima perang bangsa untuk mengawal dan memperkokoh keutuhan kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia,” tutupnya.