SULBARONLINE.COM, Mamuju — Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulawesi Barat, Drs. H. Muhammad Rahmat Sanusi berkunjung ke Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat, Kamis (19/1/23).
Kunjungan ini berkaitan dengan kondisi meningkatnya jumlah penduduk miskin di Sulawesi Barat.
Saat berdiskusi dengan Kepala BPS Sulbar, diketahui salah satu penyebab meningkatnya masyarakat miskin di daerah ini karena faktor kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti dengan kenaikan harga sembako.
“Tujuan kita untuk mendiskusikan data kemiskinan di Sulbar yang baru dirilis dan dilaporkan, rupanya meningkat. Sebagai Kadinsos Sulbar yang baru tentu saya berkewajiban untuk mengetahui dan mendiskusikan data itu,” kata Rahmat.
Mantan Kepala DPM PTSP Sulbar itu mengaku, kedepan Dinas Sosial juga akan berkolaborasi dengan BPS untuk menyatukan data sebagai acuan untuk menyusun program pengentasan kemiskinan.
“Pada intinya kita bangun sinergi. Kita mau tahu apa penyebabnya sehingga data kemiskinan meningkat. Setelah itu kedepan kita akan maksimalkan upaya penurunan kemiskinan melalui program-program yang tepat sasaran kepada masyarakat,” harap Rahmat.
Hadir dalam kunjungan ini sejumlah pejabat Dinsos Sulbar, seperti Kasubag Umum dan Kepegawaian, Andi Yakub dan Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinsos Sulbar, Muhammad Irwan.
Sebelumnya, diberitakan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tercatat angka kemiskinan Sulbar pada September 2022 sebanyak 169,26 ribu jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,54 ribu jiwa, jika dibandingkan Maret 2022.
Kepala Statistik Ahli Madya BPS Sulbar, Mukrabin, menjelaskan pada Bulan September 2022, persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 11,92 persen atau meningkat 0,17 persen poin dibandingkan Maret 2022 dan meningkat 0,07 persen poin dibandingkan September 2021.
“Secara absolut, jumlah penduduk miskin Provinsi Sulawesi Barat pada bulan September 2022 sebanyak 169,26 ribu jiwa, mengalami peningkatan sebesar 3,54 ribu jiwa jika dibandingkan Maret 2022 dan mengalami peningkatan sebesar 3,27 ribu jiwa jika dibandingkan September 2021,” kata Mukrabin belum lama ini.