SULBARONLINE.COM, Mamuju – Salah satu politisi muda Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabuoaten Mamuju, Ahmadi Salim, kembali ikut berkompetisi di Pileg 17 April 2019. Lima Tahun lalu, Ahmadi juga smepat ikut bertarung dalam Pileg 2014.
Ahmadi Salim maju bukan tanpa alasan. Mantan aktivis HMI ini memilih kembali berjuang di pentas politik setelah melalui pertimbangan yang sangat matang.
Salah satu tujuannya maju, yakni untuk kembali mengingatkan bahwa DPRD bagian dari pemerintah daerah. Keduanya, harus terbangun akselerasi yang baik dalam memajukan daerah.
Selama ini, Ahmadi merasa masih sulit ditemukan akselerasi yang baik yang mesti ditunjukkan oleh kedua lembaga ini.
“Kita tahu bahwa DPRD Kabupaten dan Pemerintah Kabupaten merupakan penyelenggara pemerintah Daerah di tingkat Kabupaten. Kedua institusi ini memiliki tanggungjawab yang sama dalam menjalankan amanat konstitusi dalam memenuhi hak hak warga negara,” kata Ahmadi kepada SULBARONLINE.COM, Minggu (17/2/19).
Menurut Ahmadi, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka pemerintah wajib hadir dalam mencerdaskan rakyatnya. Saat itu, DPRD sebagai mitra Pemerintah daerah harus benar-benar bekerja optimal dan serius guna mensukseskan amanah undang undang.
Kata dia, berkaca pada fakta yang ada, daerah Mamuju masih jauh dari harapan untuk bisa bersaing dengan daerah lain, sebab disparitas di bidang pendidikan masih menjadi momok memprihatinkan, dimana partisipasi anak usia sekolah tidak sekolah masih menjadi PR besar bagi daerah.
“Mari kita melihat bersama bagaimana hasil yang selama ini dicapai pemerintah dan merupakan urusan wajib daerah, misalnya pendidikan. Pada satuan PAUD, jumlah partisipasi anak yang sekolah hanya berjumlah 4.040 padahal Usia PAUD merupakan Golden age untuk menanamkan mentalitas anak. Tanpa kita sadari bahwa ketika anak sudah melewati usia emas tersebut maka karakter anak sulit untuk dibentuk lagi. Dari jumlah sasaran tersebut yang bisa diintervensi hanya 4 sekolah yang berstatus negeri selebihnya dari Kemenag dan didominasi sekolah swasta,” jelasnya.
Begitupun, tambah Ahmadi, jumlah yang berbeda ditunjukkan pada sekolah SD/sederajat, angka partisipasi sekolah sudah membaik bahkan mencapai 95% dengan total 44.558 anak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran akan pentingnya sekolah bagi anak menjadi kebutuhan bersama dengan orang tua anak.
Namun, sambung Ahmadi, dunia pendidikan tidaklah sampai disitu untuk mengasah kompetensi anak. Jika melihat jumlah anak yang berpatisi lanjut ke jenjang sekolah SMP/sederajat hanya 14.010.
“Itu artinya bahwa ada 30.548 anak anak kita putus sekolah. Disini saya tidak menguraikan bagaimana sekolah lanjutan yang tentunya lebih memprihatinkan,” sebutnya.
“Dari uraian tersebut, tentu masalah pendidikan kita tidak hanya berbicara pada partisipasi anak sekolah, namun jika kita membahas kualitas pendidikan kita yang juga sangat-sangat memperihatinkan. Dimana hasil dari uji kompetensi guru kita masih sangat jauh dari rata-rata standar nasional,” katanya.
Untuk Sulawesi Barat sendiri, tambah Ahmadi, kini berada pada rangking ke 30 dari seluruh provinsi se Indonesia. Khusus untuk Mamuju sendiri, rupanya masih di bawah dari Kabupaten Polewali Mandar serta kabupaten pasangkayu.
“Mengapa demikian ? Karena pemerintah Kabupaten Mamuju tidak memiliki regulasi yang baik di bidang Pendidikan. Hal ini bisa kita lihat dari sistem rekrutmen tenaga guru. Kita tidak didasari oleh kompetensi sesorang untuk menjadi guru. Ini hanya bagian kecil dari 8 Standar Pendidikan sebagaimana diamanhkan UU No. 20 tahun 2003 tidak terlaksana dengan baik,” ucapnya.
Ahmadi mengaku, sebagai aktivis pendidikan dirinya akan tetap berjuang agar daerah ini melalui DPRD dan Pemerintah membuat regulasi yang menjadi pedoman dalam mesukseskan kualitas sumber daya manusia kdi Manuju.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian terhadap arah pendidikan di Mamuju dan diawasi bersama oleh seluruh komponen yang ada.
“Insya Allah 1 suara untuk memanusiakan manusia adalah amanah yang akan saya pertanggungjawabkan kepada rakyat, kepada Bangsa dan kepada Allah Subhanahu Wata’ala,” tutup Ahmadi yang juga Sekretaris PDI Perjuangan Kabupaten Mamuju ini.