SULBARONLINE.COM, Mamuju – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, Win Rizal mengatakan, kenaikan harga Beras, biaya jaringan saluran TV dan harga cabai memicu inflasi di Mamuju pada Oktober 2019 sebesar 0,14 persen.
Win Rizal mengatakan, 1 diantara 3 andil besar terhadap pemicu Inflasi tersebut, adalah biaya jaringan Saluran TV kabel, mengambil andil 35 hingga persen, sekaligus berdampak sebesar 0,04 persen.
Jumlah kenaikan Tarif juga disebutkan sebesar 10 ribu rupiah. Inflasi itu juga diikuti beras 0,07 persen, cabai rawit 0,03 persen.
“Pemanfaatan jaringan tv swasta kabel cukup tinggi, yang menyebabkan biaya layanan mencapai 30 sampai 40 persen cukup berperan sebagai inflasi,” Ungkapnya kepada sejumlah wartawan, di Aula kantor BPS Sulbar, Jumat (1/11).
Selain itu Win Rizal menyebutkan, Inflasi Oktober 2019, di Mamuju juga ditunjukan oleh peningkatan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran.
“Ada 6 kelompok pengeluaran yang juga berpengaruh terhadap inflasi, cuma andil besarnya ada 3,” Jelasnya.
Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang menekan laju inflasi, komoditas dominan tersebut adalah bandeng 0,03 persen, layang 0,02 persen, dan telur ayam ras 0,02 persen.
Dengan Inflasi pada Oktober 2019, maka laju Inflasi pada tahun kalender Januari-Agustus 2019 tercatat sebesar 0,50 persen dan Inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 0,89 persen.
Dari 82 kota di Indonesia Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS mencatat sebanyak 43 kota mengalami inflasi, dan 39 kota menyumbang deflasi pada periode ini.
Inflasi tertinggi di Manado sebesar 1,22 persen. Sedang inflasi terendah ada di Tual, Ternate dan Pematang siantar dengan nilai masing-masing 0,01 persen.
Sementara untuk deflasi, menurut BPS, tertinggi di Balikpapan sebesar 0,69 persen dan terendah di Palopo 0,01 persen. (Adr*)