Ekspose Gubernur Saat di Dubai dan ‘Oleh-oleh’ Pulang

SULBARONLINE.COM, Mamuju – Baru-baru ini, Gubernur Sulawesi Barat M. Ali Baal Masdar (ABM) bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sulbar melakukan kunjungan ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Kunjungan yang dilakukan di Negeri kaya minyak itu semata-mata untuk melakukan ekspose terkait potensi sumber daya alam yang dimiliki Sulawesi Barat. Sekaligus menjajaki potensi apa yang dapat dikerjasamakan dengan sejumlah perusahaan besar di sana.

Rombongan Gubernur Sulbar di Dubai selama 5 hari; 15-19 Februari 2019. Ada beberapa sektor sumber daya alam yang dipaparkan di hadapan sejumlah perusahaan besar, seperti sektor energi dan sumber daya mineral, sektor pertanian dan peternakan, sektor kelautan dan perikanan, kemudian perhubungan dan pariwisata.

“Kita ke Dubai ini sesuai dengan hasil pertemuan dengan pihak ARJ Holding LLC tepatnya pada tanggal 18 November 2018 bertempat di hotel Kampenski Jakarta. Pertemuan dalam rangka penjajakan peluang investasi yang dapat dikembangkan di Provinsi Sulawesi Barat,” kata Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar, saat menggelar Konferensi Pers, Senin (25/2/19) di Kantor Gubernur Sulbar.

ARJ Holding LLC, kata ABM, merupakan perusahaan multi international yang bergerak di bidang infrastructure, perdagangan, agriculture, pariwisata dan sumberdaya mineral.

“Nah, tindaklanjut dari pertemuan tersebut, pihak ARJ Holding LLC mengundang Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat ke Dubai U.E.A untuk berkunjung sekaligus bertemu dengan jajaran Direksi ARJ Holding LLC dan mitra perusahaannya, yang dilaksanakan pada tanggal 15-19 Februari 2019 di Dubai, Uni Emirat Arab. Perusahaan-perusahaan yang hadir adalah perusahaan kelas dunia,” ucap Ali Baal.

Sehingga, ABM menepis tanggapan sejumlah pihak bahwa lawatannya bersama sejumlah OPD ke Dubai dianggap hanya jalan-jalan saja. Padahal, ini murni semata-mata untuk mencari peluang investasi demi kemajuan Sulbar.

“Jadi sama sekali kita tidak jalan-jalan. 5 hari kita di sana benar-benar padat. Dan ini adalah upaya kita dalam rangka membangun Sulbar,” katanya.

Gubernur Sulbar, M. Ali Baal Masdar didampingi Kepala Bappeda Provinsi Sulbar, Dr. Junda Maulana dan Kepala Biro Tapem Pemprov Sulbar, Abd. Wahab Hasan Sulur, saat menggelar Konferensi Pers di Kantor Gubernur Sulbar, Senin (25/2/19).

Mantan Bupati Polewali Mandar dua periode itu menguraikan, sektor-sektor yang diekspose di Dubai. Misalnya untuk sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Dimana, terdapat 1O WK Migas, yaitu 5 WK Migas aktif, 5 WK lelang yang dikelola oleh K3S Nasional dan Internasional, baik off shore maupun on shore yang kini dalam tahap eksplorasi.

“Juga terdapat 11 alur sungai besar dan anak sungai sangat potensial untuk pembangkit listrik tenaga air skala besar dan kecil (PLTA. PLTM dan PLTMH). Kemudian, potensi PLTA dan PLTM hasil studi kelayakan tedapat 15 sungai dengan total potensi sebesar 423.09 MW. Lalu, potensl Mineral Logam dan Batubara (Emas, Biji Besi, Galena, Mangan, Tembaga dan Batubara),” sebutnya.

Untuk potensi sektor Pertanian dan Peternakan, kata ABM, terdapat usaha perbibitan dan pengembangan ternak sapi potong di Provinsi Sulawesi Barat.

“Kawasan peternakan sapi pola Agro Sylvo Pasture yang mengintegrasikan komponen tanaman, hutan, pakan dan pangan luas kawasan 143 hektare lokasi Desa Beroangin di Kabupaten Polman,” katanya.

Kemudian, lanjut Gubernur, untuk potensi sektor Kelautan dan Perikanan. Sektor Kelautan, dimana Sulawesi Barat merupakan wilayah pengelolaan perikanan (WPP.713).

“Alur pelayaran Intemasional atau ALKI-II. Luas wilayah laut :1: 22.012,75 Km2 panjang garis pantai 617,5 Km, dan jumlah Pulau-pulau Kecil sebanyak 40 pulau. Dan potensi Sumberdaya Ikan, ada lkan Pelagis besar dan kecil, ikan karang, ikan demersal, crustacea, moluska, rumput Iaut dan sebagainya,” urainya.

“Dan untuk sektor Perikanan kita, misalnya potensi lkan Pelagis, Dermersal dan Karang di Selat Makassar (713) 1,026,599 ton terkelola 46.717. Kemudian, potensi lahan perikanan budidaya seluas 74.300 hektare, budidaya laut 20.300 Ha. budidaya Tambak 30.000 Ha dan budidaya air tawar 24.000 Ha. Untuk lahan perikanan budidaya termanfaatkan seluas 24,748,9 Ha terdiri dari 13.769 Ha budidaya tambak. 8.478 Ha budidaya air tawar dan 2.501,5 Ha budidaya laut,” tambahnya.

Lalu, apa ‘Oleh-oleh’ yang ril yang kemungkinan besar akan dilakukan kerjasama?. Kata ABM, dalam rapat pembahasan tersebut, ada beberapa hal yang berpotensi dikerjasamakan.

Misalnya, kata dia, dari sektor Energi dan Sumberdaya Mineral yaitu pembangunan infrastruktur Floating Storage (Penampungan terapung/mengambang),yang merupakan penyimpanan tangki onshore yang rencananya akan dibangun di kawasan ekonomi khusus Belang-belang, Kabupaten Mamuju.

Lalu, lanjut ABM, ada minat untuk investasi di wilayah kerja minyak dan gas bumi, serta mineral logam.

Untuk Agriculture dan Perikanan, sambung ABM, ada potensi yang menjadi prioritas, yaitu pembangunan Tuna Landing Centre atau lokasi pabrik pengepakan ikan tuna untuk keperluan impor dan ekspor.

“Lokasi pembangunan direncanakan berada di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju. Dimana lokasi dimaksud yang direncakana terintegrasi dengan bandara Tampa Padang Mamuju,” katanya.

Tak hanya itu. ABM juga menyampaikan potensi kerjasama di bidang Perhubungan dan Pariwisata yang berpotensi terbuka peluang investasi.

“Pertama, pembangunan Bandar Udara di Kabupaten PoIewaIi Mandar yang akan diintegrasikan dengan pelabuhan Tanjung Silopo dan beberapa destinasi untuk wisata bahari yang terletak di Kabupaten Polewali Mandar. Kedua, wisata Bahari di Pulau Karampuang, Kabupuaten Mamuju,” sebutnya.

ABM mengaku, saat di Dubai, semua keperluan rombongan dari Sulbar juga difasilitasi oleh pihak perusahaan.

” Jadi sekali lagi,tidak ada kegiatan yang sifatnya hura-hura. Kita tidak jalan-jalan ke sana. Kita capek pertemuan, sehingga tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu di luar agenda,” tutup ABM.(Advetorial/AR)